Jum’at, 17 Februari 2017
10:12
WIB
Sepatu
Kebesaran
Aku berdiri di lantai dua sebuah
bangunan tempat ilmu diraih. Sembari bertopang dagu melihat pemandangan bawah
lapangan sepak
bola yang riuh sedang dipermainkan. Perlahan aku mengamati, sedikit keganjilan
yang kutemui. Sepatu. Otakku berpikir sejenak. Kenapa tidak satupun sepatu yang
kulihat itu berukuran pas dengan kaki yang memakainya? Apakah selera masyarakat
di sini memang seperti itu? Atau mungkin sebuah trend?
Rasa penasaran menuntunku menuruni
anak-anak tangga. Perlahan turun, dan duduk di tepi lapangan ramai itu. Salah
satu bocah manis berkerudung mendekatiku malu-malu dan menyalamiku.
“Assalamualaikum
Kak”, sapanya
“Waalaikumsalam
manis” jawabku sambil tersenyum
“Kak, habis ini
ngajar di kelas empat ya Kak. Please.
Jangan anak kelas lima melulu.” Rengeknya sambil menarik lenganku
“Iya, insyaallah
kalau ada waktu, nanti Kakak KKN ngajar di kelas empat ya, Sayang.
Setelah percakapan singkat, aku tahu
nama gadis kecil itu. Kuamati perlahan dari kerudung yang menutupi rambut dan
leher sampai ke ujung bawah tubuh mungil itu. Dan mataku terkejut oleh sepatu
yang dipakai. Kebesaran. Aku lihat sepatu
teman-teman di sekelilingnya, kebesaran juga. Refleks, aku memanggilnya.
“Zahwa...”
mulutku terhenti pada kata itu.
“Iya
Kak?” jawabnya dengan raut penuh tanya.
“Sini
deh, kakak ingin tanya.” Ajakku ragu
Ia
mendekat.
“Berapa
ukuran sepatumu?” tanya ku.
Lalu
ia menunduk melepas sepatunya dan memperlihatkan kepadaku.
“Hah?
39? Kenapa besar sekali. Kamu tidak merasa kebesaran?” tanyaku menggebu.
“Ya
kebesaran Kak.”
“Lalu
kenapa tidak membeli yang ukurannya pas?”
“Kata
Emak agar bisa dipakai lama, sampai
kelas 6. Jadi tidak perlu beli-beli sepatu lagi.” Jelasnya
“Oooh,
begitu” jawabku mengerti
“Lalu,
apakah teman-temanmu begitu juga?” tanyaku lagi
“Ya
ndak, ada juga yang dikasih orang.
Jadi ukurannya ndak pas.”
Aku terdiam. Dan cerita ini selesai dengan berbagai
pikiran yang timbul di otakku.