New Life Begins
Surat yang Terlambat
Buat Miss Fita
Jaga dia, jagalah hatinya.
Dia tidak berhak menghirup aroma anyir dari masa lalumu.
Bagaimanapun, dia juga punya masa lalu dan berusaha menguburnya untuk menjaga perasaanmu.
Jika kamu masih mencintai masa lalumu atau jika kamu masih mengharapkan masa lalumu kembali, jangan pernah membiarkan orang jatuh terlalu dalam padamu.
Jangan sentuh hatinya, jangan sentuh hidupnya.
Karena hidupnya terlalu suci untuk kau nodai!
Suratku
Awalnya, matamu dan senyummu tak berarti apa-apa bagiku. Sapa lembutmu, tutur katamu, bukan menjadi alasan senyumku setiap harinya. Semua mengalir begitu saja, kita tertawa bersama, kita menghabiskan waktu bersama, tanpa tahu bahwa cinta diam-diam menyergap dan menyeringai santai dibalik punggungmu dan punggungku. Kita saling bercanda, menertawakan diri sendiri, tanpa tahu bahwa rasa itu menelusup tanpa ragu dan mulai mengisi labirin-labirin hatimu dan hatiku yang telah lama tak diisi oleh seseorang yang spesial.
Tatapan matamu, mulai menjadi hal yang tak biasa dimataku. Caramu mengungkapkan pendapat, tak lagi menjadi hal yang kuhadapi dengan begitu santai. Renyah suara tawamu menghipnotis bibirku untuk melengkungkan senyum manis, menyambut lekuk bibirmu yang tersenyum saat menatapku. Aku tahu semua berubah menjadi begitu indah, sejak pembicaraan yang sederhana menjadi pembicaraan spesial yang begitu menyenangkan bagiku. Aku bertanya ragu, inikah kamu yang mampu membuatku melamun sepanjang waktu?
Tanpa kusadari, namamu sering kuselipkan dalam baris-baris doa. Diam-diam aku senang menulis tentangmu, tersenyum tanpa sebab sambil terus menjentikkan jemariku. Tanpa kesengajaan, kau hadir dalam mimpiku, memelukku dengan erat dan hangat, sesuatu yang belum tentu kutemukan dalam dunia nyata saat aku terbangun nanti. Hari-hariku kini terisi oleh hadirmu, laju otakku kini tak mau berhenti memikirkanmu, aliran darahku menggelembungkan namamu dalam setiap tetes hemoglobinnya. Berlebihan kah? Bukankah mahluk Tuhan selalu bertingkah berlebihan ketika sedang jatuh cinta?
Saat menatap matamu, ada kata-kata yang sulit keluar dari bibirku. Saat mendengar sapa manjamu, tercipta rasa yang begitu lemah untuk kutunjukkan walaupun aku sedang berada bersamamu. Aku lumpuh dan bisu, saat menatap matamu apalagi mendengar suaramu. Aku membiarkan diriku jatuh dalam rindu yang mengekang dan membuatku sekarat. Aku membiarkan diriku tersiksa oleh angan yang kau ciptakan dalam magisnya kehadiranmu. Astaga Tuhan, ciptaanMu yang satu ini membuatku pusing tujuh keliling!
Sepertinya aku mencintaimu…
Pada setiap percakapan kecil yang berubah menjadi perhatian sederhana yang kau perlihatkan padaku.
Sepertinya aku mencintaimu…
Dengan kebisuan yang kau sampaikan padaku. Kita hanya berbicara lewat tatapan mata, kita hanya saling mengungkapkan lewat sentuhan-sentuhan kecil.
Sepertinya aku mencintaimu…
Karena aku sering merindukanmu, karena aku bahkan tak tahu mengapa aku bisa begitu menggilaimu
Sepertinya aku mencintaimu…
Kepada kamu, yang sekarang selalu ada untukku
MFF :)
Air Mata, Bagi Cinta yang Terabaikan
Saat ria sebelum cahaya
Kuratapi kisahku dengan air mata
Kurenungi kisah kita dengan tangis sendu
Hati ini terlalu sakit,
Karna CINTAMU!
Serpihan demi serpihan luka kurasa
Kepingan demi kepingan tentang kita kuingat
Semakin ku kenang,
Semakin hancur hati ini
Tapi mengapa,
sampai sekarang aku masih bisa mencintaimu?
Bilur-bilur luka meleleh
Harapan cinta mengental!
Mencoba membudaki tangis,
dan menghapus air mata di pipi
Mengapa?
Mengapa luka ini membuatku makin cinta?
Kapankah air mata ini menjadi air mata yang bening,
dan tak keruh?
Kapankah derai tangisku terhenti?
menjadi setetes,
dan terakhir
Seharusnya ku tak perlu tangisi
Harusnya aku kuat
Harusnya tak perlu ku pertaruhkan air mata ini
HANYA DEMI SATU KENANGAN
DAN MASA YANG TELAH BERLALU
Tapi mengapa?
Mengapa sampai sekarang aku tak bisa melupakannya?
Mengapa terus jatuh dan menumpah?
Air mata yang perihkan hati ini
Hatiku kini menjadi perasa
Air mata ini jatuh,
Jatuh untuk cinta yang telah mengabaikanku
Mataku yang menjadi saksi,
Bagaimana air mataku jatuh untuknya
Air mataku terus jatuh,
terlalu banyak,
dan berderai
Terlalu lama menetes, dan menumpah
Aku sendiri,
Bersama keluh kesahku,
Yang tenggelam bersama tangisku
Bersama serpihan hati,
yang akan ku bawa,
sampai
aku
Mati!