Saat ria sebelum cahaya
Kuratapi kisahku dengan air mata
Kurenungi kisah kita dengan tangis sendu
Hati ini terlalu sakit,
Karna CINTAMU!
Serpihan demi serpihan luka kurasa
Kepingan demi kepingan tentang kita kuingat
Semakin ku kenang,
Semakin hancur hati ini
Tapi mengapa,
sampai sekarang aku masih bisa mencintaimu?
Bilur-bilur luka meleleh
Harapan cinta mengental!
Mencoba membudaki tangis,
dan menghapus air mata di pipi
Mengapa?
Mengapa luka ini membuatku makin cinta?
Kapankah air mata ini menjadi air mata yang bening,
dan tak keruh?
Kapankah derai tangisku terhenti?
menjadi setetes,
dan terakhir
Seharusnya ku tak perlu tangisi
Harusnya aku kuat
Harusnya tak perlu ku pertaruhkan air mata ini
HANYA DEMI SATU KENANGAN
DAN MASA YANG TELAH BERLALU
Tapi mengapa?
Mengapa sampai sekarang aku tak bisa melupakannya?
Mengapa terus jatuh dan menumpah?
Air mata yang perihkan hati ini
Hatiku kini menjadi perasa
Air mata ini jatuh,
Jatuh untuk cinta yang telah mengabaikanku
Mataku yang menjadi saksi,
Bagaimana air mataku jatuh untuknya
Air mataku terus jatuh,
terlalu banyak,
dan berderai
Terlalu lama menetes, dan menumpah
Aku sendiri,
Bersama keluh kesahku,
Yang tenggelam bersama tangisku
Bersama serpihan hati,
yang akan ku bawa,
sampai
aku
Mati!
Air Mata, Bagi Cinta yang Terabaikan
02.02 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar