Saturday, February 18th, 2017
06.11 WIB
06.11 WIB
Me
and My Little Heros
Alhamdulillah, KKN telah terlewati dengan pengalaman yang luar biasa hebat. Yang
tidak mungkin bisa aku lupakan seumur hidup. Mulai dari awal KKN yang udah
bikin “culture shocked” karena warga
dan kehidupan mereka yang menurutku sedikit “aneh” sampai anak-anaknya
yang rewel, manja, warna-warni haha, tapi memorable
banget. Hari ini aku mau cerita tentang Me
and My Little Heros.
Di KKN ini, aku masuk di Divisi
Pendidikan, jadi ya hubungannya sama anak-anak dan sekolah. Suka banget sama
semangat belajarnya anak-anak di sini. Di hari ketiga KKN, kelompok kami
mendapat 54 pasien bimbingan belajar. Bayangkan, kita, 28 anak, hanya tinggal
di sebuah ruang tamu seorang warga yang hanya berukuran sekitar 5 m x 7 m. Dan
kita setiap jam 5 sore sampai jam 8 malam kedapatan tamu 54 orang, anak-anak
lagi. Kebayangkan padet dan ramenya bocah-bocah seperti apa?
Kata Ibuk setiap aku mengadu, “Ya ndak
papa Ca, itu baru namanya mengabdi”. Lelah memang, tapi terbayar dengan senyum
ceria mereka. Apalagi kalau mereka juga merasa nyaman dengan kita. Jadi di KKN
ini, aku sangat dekat dengan anak-anak dari SD N 01 Wiyurejo. Jika dibandingkan
dengan sekolah lain di Desa Wiyurejo ini, SD 1 memang masih tertinggal. Oleh
karena itu, aku dan temanku se-divisi, Monika, ingin lebih fokus untuk membantu
di SD 1 ini. Apalagi akan ada lomba MIPA dan Siswa Berprestasi se-Kecamatan. Setiap
hari kami datang ke SD 1 untuk membimbing anak-anak yang akan diikutkan lomba
itu. Awalnya mereka malu-malu, nggak berani tanya. Sampai akhirnya mereka
bener-bener nempel kemanapun aku pergi. Kadang juga aku marah-marah karena
mereka ngga ngerti-ngerti. Kadang kita main kalau sudah jenuh belajar. Ya
Tuhaaan, I already miss those moments.
Ada si Cerdas tapi Pendiam, Bachrul
Khabaib namanya. Ada juga yang hitam manis dan biasa dipanggil Obama kecil oleh
teman-temannya, M. Farkhanudin. Elsa Dealova, si tinggi nan cantik yang
saaaaaayang banget sama Kak Ica, gitu katanya. Nah, yang terakhir iniii, The
Best Two-nya Kak Ica. Yang satu namanya M. Triananda Avif, yang pinter,
penurut, pemalu, dan sipit haha, wajah dan sifatnya mirip banget sama adekku,
jadinya ngerasa deket banget. Dia lebih pendiam dibandingkan Baib, tapi mau
cerita apapun ke Kak Ica. Alhamdulillah dipercaya Avif dan dianggap seperti
kakak sendiri. Dan yang terakhir ini, yang super duper unik, M. Brian
Amienullah, si cerdik, yang ngga bisa diem, dan jago banget gambarnya.
Jadi, sebenernya aku mau berterima kasih
sama mereka. Di tengah-tengah kesibukan KKN kemarin, aku mau mendaftar beasiswa
yang persyaratannya super duper rumit. So,
I did ma best buat nyelesaiin persyaratannya itu. Lebih dari 5 kali
bolak-balik Kampus – Tempat KKN demi minta tanda tangan dan segala tetek
bengeknya. Nah setelah persyaratan,
research dsb sudah selesai, rencananya keesokan harinya mau ngumpulin
berkas di kampus. Pagi-pagi banget jam
setengah 6 udah siap berangkat ke kampus, dengan suhu udara 15 derajat.
FYI, bagi kami yang tinggal di suhu hangat, 15 derajat sudah luar biasa dingin.
Singkat cerita, aku sudah sampai di kos, sudah rapi, tinggal buka laptop,
mindah file research, print, kumpulin. And
you know what? Brownsy (panggilan buat laptopku) couldn’t open himself correctly. Saking stressnya saat itu, aku cuma bisa ketawa. Udah struggling banget buat nglengkapin berkas-berkasnya, dan endingnya malah kaya gitu.
Sudah usaha juga buat tanya kerabat
sana-sini, dan akhirnya diputuskan untuk ke tukang servis saja. And then He said something that I dont, I “really”
dont want to hear it. He said that my hardisk is broken, so anything inside
will lost. Do you know how that feel? Feels like I dont have an enrgy anymore. Dan
mulai hari itu, aku merasa memang aku harus menyerah, karena tidak mungkin
membuat research dari awal dengan
sisa waktu yang ada. Setelah itu, aku menjalani KKN dengan perasaan tidak
baik-baik saja. But I try my best to
recover it.
Until
one day, I spend my whole day with my little heros
itu. Aku membimbing mereka yang akan mengikuti olimpiade, dilihat dari
kemampuannya, mereka masih sangat jauh untuk dikatakan cukup. Tapi, satu hal
yang membuat saya bangga dan semangat untuk mengajar adalah semangat dan usaha
mereka yang luar biasa, yang tidak kenal lelah. Katanya karena mereka punya
cita-cita yang perlu diraih. Yap, That’s
the point. That is the point that I need to hear, to give the last effort
before anything is said to be late. Dari titik itulah aku mulai bangkit
lagi. Memulai semua dari awal, sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya
persyaratan bisa selesai sebelum batas waktu yang ditentukan. Dan aku bisa
kirim semua persyaratan dengan lengkap dan insyaallah baik.
Thanks
my heroes, you guys so wonderful. Nggak pernah nyangka bakal
ketemu dengan manusia-manusia asing yang memberikan pengaruh seperti ini. I hope you guys know how I love you. Keep
your dreams ahead, hold them tightly, and believe in your heart that someday
you’ll reach it.
0 komentar:
Posting Komentar