RSS
Container Icon

Kisah Tak Sempurna

aku memang tak berhati besar
untuk memahami
hatimu disana
aku memang tak berlapang dada
untuk menyadari
kau bukan milikku lagi
reff:
dengar dengarkan aku
aku akan bertahan sampai kapanpun
sampai kapanpun
wow.. wow…
maafkan aku
yang tak sempurna tuk dirimu
usailah sudah kisah yang tak sempurna
untuk kita kenang
andai aku dapat merelakan
setiap kepingan
butiran kenangan indah
andai aku sanggup menjalani
setiap detik
dan waktu mendatang


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ketulusan Cinta



kenapa kita menutup mata saat kita tidur?
saat kita menangis?
ssaat kita membayangkan?
ini karena hal terindah di dunia tak terlihat..

ketika kita menemukan seseorang dengan keunikannya,
yang sejalan dengan kita,
kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu
keanehan serupa yang dinamakan cinta..

ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan..
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan..
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia..
melainkan awal suatu kehidupan yang baru..

mungkin akan tiba saatnya
dimana kamu harus berhenti mecintai seseorang..
bukan karena orang itu berhenti mencintai kita
melainkan karena kita menyadari
bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya..

namun, bilapun kamu benar-benar mencintai seseorang
jangan lepaskan dia
bila dia tak membalasmu
barangkali dia tengah ragu dan mencari
jangan percaya bahwa melepaskan berarti
kamu benar-benar mencintai tanpa suatu balasan..
mengapa tak berjuang demi cintamu?
mungkin itulah cinta sejati mu..
  
maka, mengapa tak kau ungkapkan cintamu?
bila kau memang mencintainya, meskipun kau tak tahu
apakah cinta itu ada juga padanya?
sebagai penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup
yang telah kau buat 

lebih menyakitkan menangis dalam hati
dari pada menangis tersedu atau mengadu
air mata yang keluar dapat di hapus
sementara air mata yang tersembunyi
menggoreskan luka di hatimu
yang tidak akan pernah hilang

sayang, dalam cinta kita jarang peduli
tapi ketika cinta itu tulus
meskipun kau acuhkan, cinta tetep mulia
dan kamu seharusnya berbahagia
hatimu dapat mencintai orang yang kamu sayang...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sepenggal Masa Lalu Tentangmu



Aku masih merasakan udara yang sama. Masih berdiam ditempat yang sama. Tapi yang kurasakan tak lagi sama, kesunyiaan ini bernama tanpamu.

Sebenarnya, aku tidak pernah ingin semuanya berakhir. Saat semua terancang dengan hebat dan sempurna, saat perhatian-perhatian kecil itu menjelma menjadi candu rindu yang menancapkan getar-getar bahagia. Tapi, bukankah prediksi manusia selalu terbatas? Aku tidak bisa terus menahan dan mengubah sesuatu yang mungkin memang harus terjadi. Perpisahan itu harus terjadi untuk pertemuan awal yang pasti akan memunculkan perasaan bahagia itu lagi.

Tidak dipungkiri dan aku tak harus menyangkal diri, bahwa selama rentan waktu tanpamu, aku merasa ada sesuatu yang hilang. Ketika pagi, kamu menyapaku dengan lembutnya. Saat siang, kamu sekedar mengingatkan untuk tidak terlambat makan. Saat sore, kamu menyapaku lagi, bercerita tentang hari-harimu, lelahmu dan bahagiamu pada hari itu. Saat malam, kamu menjerat pikiranku untuk berfokus pada suaramu yang mengalun lembut melewati lempengan-lempengan dingin handphoneku. Dan aku rindu, rindu semua hal yang bisa kita lalui hingga terasa waktu terlalu cepat berlalu saat kita melaluinya bersama.

Dan, akhirnya perpisahan itu tiba. Sesuatu yang selalu kita benci kedatangannya tapi harus selalu kita lewati tanpa kita tahu kapan itu akan terjadi. Dengan segala ketidaksiapan yang menggerogotiku, aku tetap harus melepaskanmu. Kau temukan jalanmu, aku temukan jalanku. Kita bahagia dalam jalan kita masing-masing. Kamu berpegang pada prinsipmu, aku berpegang pada perasaanku. Kita berbeda dan memang tak harus berjalan beriringan.

Semua berjalan dengan cepat. Sapa manjamu, tawa renyahmu, cerita lugumu, dan segala hal yang membuat otakku penuh karenamu. Dan, aku harus membuang dan menghapus itu semua dari memori otakku agar kamu  tak lagi mengendap-endap masuk ke dalam hatiku, lalu membuat kenangan itu menjadi nyata dan kembali menjadi realita. Mari mengikhlaskan, setelah ini akan ada pertemuan yang lebih menggetarkan hatimu, akan ada seseorang yang masuk ke dalam hidupmu, dan dia akan menjadi alasan terbesar saat doa terucap, lalu kamu menyisipkan namanya. Sedangkan aku, biarkanlah aku bertahan bersama perasaan cintaku padamu. Izinkanlan aku untuk tetap menjaga perasaan suci ini untukmu.Selamat menemukan jalanmu.
 
Aku percaya, bahwa perpisahan ini untuk membaikan hidupmu dan hidupku, bahwa setelah perpisahan ini akan ada rasa bahagia bertubi-tubi yang mengecupmu dengan seringnya. Aku percaya bahwa pertemuan kita tidak sia-sia. Aku banyak belajar darimu dan aku berharap kau juga mengambil pelajaran dari pertemuan singkat ini. Semua butuh proses dan waktu saat kamu harus kehilangan sesuatu yang terbiasa kau rasakan. Baik-baik ya Sayang.”

Itu adalah sepenggal surat yang akan kupersembahkan kepada seseorang yang sangat aku cintai. Yang dulunya selalu ada untukku, namun tidak untuk saat ini. Yang ku lalui memang berat, cukup berliku, penuh sakit yang bertubi-tubi, kadang hati mengeluh lelah, fikiran tak lagi kembali normal, ingin berontak semua yang terjadi, luka di hati yang membekas belum terhapus namun dia telah menambah lagi yang kedua kalinya, tanpa sadar sekalipun memikirkan apa yang telah terjadi dengan yang lalu.

Sembari menerawang jauh bintang-bintang yang berkelip nan indah, kubiarkan lamunanku membawaku pergi di masa 2 tahun lalu. Saat itu, aku sedang duduk bersama teman-teman sekelasku, XA, tiba-tiba kulihat seseorang yang entah mengapa ia bisa dengan begitu mudahnya menarik perhatianku. Ada rasa yang tidak biasa yang kurasakan, yang memaksa jantungku untuk menggenjot aliran hemoglobin dalam darahku untuk bekerja lebih keras. Dan mulai saat itu, diam-diam aku memperhatikannya, diam-diam aku mengawasinya dari jauh, diam-diam aku mulai mencari fakta-fakta tentangnya, tentang siapa namanya, siapa dirinya, dan bagaimana sebenarnya dia itu. 

Saat itu, Desember 2011, entah tanggal berapa, aku tak mengingatnya, aku tengah duduk di depan ruang ujian sekolah, sambil bercengkerama dengan teman-temanku. Sret..tiba-tiba pandangan mataku menangkap bayangan seseorang yang bersinar seperti bintang. Wajah yang tidak asing, wajah yang selalu kuidam-idamkan dalam hatiku. Aku tak harus menyangkal, aku mengaguminya.
“waah, mas ganteng..!” tiba-tiba kata itu terucap dari bibirku ini.
“eh, sorry, ngomong apa kamu tadi Yes? Aku nggak denger”
Salah satu temanku menanggapi ucapan refleks dari bibirku tadi.
“Eh, Mbak Mbak, Mbak Ristri tahu nggak mas yang ganteng itu siapa?”
Tanyaku kepada Mbak Ristri.
“He? Mas Ganteng yang mana?” tanyanya penasaran.
“Itu tuh, yang mancung!” sambarku dengan tergesa.
“Oh itu, itu Mas Firza, anak kelas XI IIS 5, sudah punya pacar lho, dilarang suka!!, lagi pula, pacarnya itu temen satu kost ku. Mbak Zora namanya, dia pinter, cantik lagi” jawabnya.
“Ih, apaan sih, orang Cuma nge-fans doang. Aku tahu diri kok” seketika temperaturku yang tadinya membara, turun drastis.

Ada rasa kecewa yang meradang dalam hati, walaupun sebenarnya aku tak pantas untuk itu. Aku sadar, aku bukan siapa-siapa, kenalpun tidak, lha kok berharap. Sejak saat itu, sebisa mungkin aku memendam rasa kagum yang sebenarnya mengandung makna berharap kepadanya.
Sebulan kemudian, tepatnya tanggal 26 Januari 2012, ketika aku sedang asyik membuka akun facebookku, aku melihat tanda merah di kolom “notification”. Aku buka perlahan, ternyata seseorang telah mengirim tulisan di timelineku. 

“Thanks for confirm, salam kenal, anak SMA (------)  kah?” aku masih benar-benar ingat ejaan tulisan itu, tulisan yang asing bagiku, namun membuatku penasaran. Aku mencoba menelusuri siapa orang itu, pada awalnya aku tak tahu siapa dia, karena nama yang ia pakai adalah nama samaran. Kucoba untuk melihat fotonya, sungguh tidak bisa aku mengerti “benarkah ini? Ini beneran mas ganteng ya?” wuussshh..temperatur tubuhku naik drastis, waaahh..kebetulan sekali.

Entah mengapa, sejak saat itu, semangat untuk mengenalnya lebih dekat hadir lagi. Sejak saat itu, aku senang melihatnya dari jauh, memandanginya dengan penuh rasa kagum, mengamati setiap langkah kaki yang ia hentakkan. Dalam hati, aku berdo’a kepada Tuhan dengan penuh harap, “Tuhan, apakah aku jatuh cinta pada orang yang salah? Jatuh cinta pada seseorang yang tak mengenaliku dan sampai kapanpun takkan pernah mengenaliku? Apakah ini kesalahan cinta? Tuhan, izinkanlah aku bisa mengenalinya”.

Saat-saat paling indah dalam hidupku adalah ketika aku melihat senyumannya yang sangat bersimpati, walaupun dari jarak yang jauh. “Tuhan, bisakah waktu ini berhenti berjalan? Bisakah bumi ini berhenti berputar? Biarkan aku agar bisa menatapnya dengan leluasa, menatapnya dalam waktu yang sangat lama. Tuhan, biarkanlah dia agar dapat mengerti perasaanku”, inilah yang selalu terucap dalam hatiku yang sedang berharap.

Di dalam kebisuan hatiku, di dalam ketidak berdayaan hatiku, namamu selalu ku sebutkan di dalam do’aku. Semoga Tuhan memberiku hati sekuat baja agar dapat menahan semua rasaku. Saat berpapasan dengannya, jantungku berdegup lebih kencang! Bahkan aku akan lari jika berhadapan denganya, aku tak mampu menatap matanya jika jarak kita sangat dekat. Ya! Cara itulah yang kulakukan dan dia juga tak mungkin tahu perasaan ini, hanya dengan melihat tingkah lakuku. “amanlah!” pikirku.

Hari-hariku kujalani dengan indahnya, dengan penuh harapan. Harapan untuk mendapatkan keajaiban yang sebenarnya mustahil bagiku. Tapi aku percaya bahwa Tuhan mendengar segala do’aku. Aku bukan tipe orang yang mudah menyerah. Cinta pertamaku ku awali dengan indahnya rasa menanti. Di sini, di tempat ini, di bawah sinar rembulan, aku selalu menantinya, menanti seseorang dan cintanya.

Namun, seringkali perasaanku meyadarkan, bahwa aku tak boleh terlalu berharap, karena dia telah memiliki seseorang yang sangat berarti dihidupnya, yang jauh lebih baik dariku. Dan apalah artinya aku? “Wanita udik dan pengecut”, batinku.

Waktu berjalan dan berlalu begitu cepat, ujian semester 2 akan segera datang. Aku harus melupakan Mas Firza sejenak dan berfokus pada sekolah untuk membuat bangga kedua orang tuaku. Saat penerimaan raport, aku bersyukur karena aku memperoleh peringkat satu di kelas, yaa..walaupun cuma kelas sih. Sedikit cerita saja, sebenarnya aku bukan orang yang pintar, cerdas, atau rajin, tapi entahlah, kurasa hidupku penuh keberuntungan. Keberuntungan ini tak berhenti diprestasi akademikku saja, namun sepertinya Tuhan telah membukakan untuk kisah cintaku. Aku mendengar kabar bahwa Mas Ganteng putus dengan pacarnya. Sontak aku lari menemui Mbak Ristri.           
            “Mbak, Mbak, Mbak Ristri!!”  teriakku dari kejauhan.
            “hmm..iya. ada apa Yesi? Ada kabar penting ya?  Sampek teriak-teriak gitu?”
            Jawabnya dengan penuh penasaran.
            “waahh, iya. Penting banget ini Mbak. Eh eh, Mas Ganteng baru putus sama pacarnya ya mbak? Hehe”
            “Hmm, iya. Tahu dari mana kamu?” tukasnya
            “Haha, ada deeeh. Thank you ya mbak, hahaha!” aku menciumnya dan segera kabur dengan riang gembira.
            “Huu, dasar anak kecil” jawabnya sadis.

Bicara tentang keberuntungan, kurasa aku telah benar-benar beruntung. Aku masih sangat ingat kejadian tanggal 20 Juli 2012, saksi bisu cinta pertamaku. Aku menandai tanggal ini di note hpku yang bertuliskan “It’s The Best Day Ever”. Ya! Kuanggap hari itu adalah hari terbaik yang ada dalam hidupku. Dan aku berharap aku tidak akan pernah lupa hari itu.

 Aku masih ingat betul hari itu, satu hari sebelum datangnya bulan Ramadhan, bulan paling berberkah bagi seluruh umat Islam, termasuk aku. Setelah mendengarkan adzan maghrib, aku bergegas untuk sembahyang. Tidak lama kemudian, piing..kudengar bunyi pesan masuk handphoneku. Ku buka perlahan.
 “mlm” seseorang mengirim pesan singkat kepadaku. Ya! Benar-benar singkat, hanya 3 huruf.
            “iya, maaf ini siapa?” jariku cepat menekan tuts.
            “aku Firza.”  balasnya
            Dalam hati aku tertegun. Hah! Firza siapa ini? Kenapa kebetulan sekali namanya sama.
            “maaf, Firza siapa ya?” jawabku penuh harap.
            “Ya Firza, anak SMA (------) yang namanya Firza kan cuma aku.” 
            Jawabnya sedikit kasar.

Hah!! Aku terperanjat. Ya Tuhan, benarkah ini? Terima kasih atas segala berkah yang kau limpahkan kepadaku. Kau hadirkan bintang yang sangat indah, yang selalu hadir di setiap hari-hariku. Mungkin bukan sebagai seorang kekasih, bisa mengenalnya seperti ini pun aku sudah sangat bersyukur kepada-Mu Ya Rabb. 

Dan mulai saat itu, hari-hari yang indah pun dimulai. Kami pun menjadi teman. Berbagi cerita, berbagi tawa setiap harinya. Terkadang aku mencoba menanyakan tentang Mbak Zora (mantannya) untuk meyakinkan bahwa Mas Firza benar-benar telah putus dengannya. Namun terkadang aku merasa kecewa, sepertinya Mas Firza masih mencintai Mbak Zora. “Beruntung sekali Mbak Zora” batinku, dicintai oleh laki-laki seperti Mas Firza. “Andai saja aku bisa menggantikan posisinya”, entahlah, mungkin harapanku terlalu tinggi untuk itu. 

Waktu terus berjalan, kami pun semakin dekat. Getaran-getaran cinta yang kuat semakin membara di hatiku. “Tuhan, bolehkah aku minta satu hal lagi kepada-Mu? Izinkanlah aku menjadi seseorang yang spesial di hati Mas Firza. Aku ingin menggantikan posisi Mbak Zora di hatinya. Dan aku berjanji, aku tak akan menyakitinya seperti apa yang telah dilakukan Mbak Zora kepadanya. Aku mohon Tuhan” aku berdo’a dengan penuh harap.

Tetap dengan sebuah penantian suci, aku menunggu Tuhan mengijabah do’aku. Pernah suatu saat aku melihat status Mas Firza di facebooknya yang bertuliskan “She is like you, but not same”.



 Aku tertegun dengan kalimat itu. Mungkinkah jika yang dimaksud dalam kalimat itu aku? Jika benar itu aku, aku akan merasa sangat senang karena paling tidak aku telah berhasil masuk dalam hidupnya, di sisi lain aku tidak mau disamakan dengan Mbak Zora. Tapi, rasa penasaran yang berkecamuk di dalam hati ini harus aku pendam, tidak mungkin aku menanyakannya kepada Mas Firza.

Untuk kesekalian kalinya, aku melihat facebook laki-laki yang kucintai ini, betapa terkejutnya aku ketika aku melihat statusnya beberapa jam lalu.
aq sayang sama kamu, apa adanya.. Berilah petunjuk... #Hope

“Apa maksudnya kalimat itu? Apakah ada orang lain selain aku yang sedang dekat dengan Mas Ganteng ya? Hmm..sayang sekali” hatiku berkecamuk.
Rasa penasaran ini tak terbendung lagi, sebisa mungkin aku harus menanyakannya. Semoga Mas Firza tak tahu maksud hatiku. Melalui pesan singkat, aku bertanya ragu.
“ciee..ciee..statusnya lagi jatuh cinta. Buat siapa itu mas?” tanyaku
“hehe, bukan buat siapa-siapa kok” balasnya dengan cepat.
“Arrgh!! Bikin tambah penasaran saja orang ini.” Pikirku.

Dua hari kemudian, tepatnya tanggal 17 September 2013, seperti biasa aku dan Mas Firza saling berbalas pesan. Tiba-tiba, balasan aneh dari Mas Firza masuk ke dalam handphoneku.
“Yesi, tahu nggak kamu siapa yang aku maksud di statusku 2 hari yang lalu?”
“Hmm? status yang sayang itu ya mas?” balasku gemetaran
“iya ” balasnya singkat.
“Ya nggaklah mas, emang buat siapa mas? Calon pacar baru ya mas? Hihihi” balasku
“Kalau misalnya yang aku maksud itu kamu? Gimana?” tanyanya.
“Lho, ya mana bisa gitu mas? Ya langsung aja bilang ke orangnya dong mas”  Balasku. Aku penasaran siapa sebenarnya orang yang dimaksud itu. Aku harus siap untuk segala kemungkinan terburuk.

Dan akhirnya....
Jeng..jeeeeng..penantianku berakhir hari ini, Senin, 17 September 2012. Kyaaaa..aku tak dapat mengatakan ini dengan kata-kata. Ya Tuhan, entah bagaimana seharusnya aku mengucapkan rasa syukurku kepada-Mu Ya Rabb. Dia, Mas Firza, yang kudamba, akhirnya menyatakan perasaannya kepadaku. Seperti mimpi yang telah menjadi realita. Namun aku tak bisa langsung menjawab perasaan itu walaupun sesungguhnya aku ingin segera membalas “IYA! IYA! IYA!”, aku butuh waktu untuk mempertimbangkannya dengan orang tuaku.

Kamis, 20 September 2012 menjadi awal lembaran baru bagi kehidupanku bersama orang yang kucintai. Dan aku berharap cinta pertamaku akan berakhir bahagia nantinya. Mungkin aku terlalu berlebihan, tapi apakah salah apabila kita berusaha mencintai orang dengan tulus dan suci. Aku percaya, jika aku mencintai orang dengan tulus, maka dia juga akan melakukan yang sebaliknya.
Diriku, yang pernah berharap memilikimu, diriku yang pernah berharap menyentuh cintamu, dan diriku yang menganggap harapan itu semu, ternyata salah. Tuhan telah membukakan jalan bagi orang yang mau berdo’a dan berusaha. Untuk membagi rasa bahagiaku, aku bergegas mengambil bolpoint dan secarik kertas. Ku tulis perlahan semua rasa yang ada dibenakku.


20 September 2012
Awalnya, matamu dan senyummu tak berarti apa-apa bagiku. Sapa lembutmu, tutur katamu, bukan menjadi alasan senyumku setiap harinya. Semua mengalir begitu saja, kita tertawa bersama, kita menghabiskan waktu bersama, tanpa tahu bahwa cinta diam-diam menyergap dan menyeringai santai dibalik punggungmu dan punggungku. Kita saling bercanda, menertawakan diri sendiri, tanpa tahu bahwa rasa itu menelusup tanpa ragu dan mulai mengisi labirin-labirin hatimu dan hatiku yang telah lama tak diisi oleh seseorang yang spesial.

Tatapan matamu, mulai menjadi hal yang tak biasa dimataku. Caramu mengungkapkan pendapat, tak lagi menjadi hal yang kuhadapi dengan begitu santai. Renyah suara tawamu menghipnotis bibirku untuk melengkungkan senyum manis, menyambut lekuk bibirmu yang tersenyum saat menatapku. Aku tahu semua berubah menjadi begitu indah, sejak pembicaraan yang sederhana menjadi pembicaraan spesial yang begitu menyenangkan bagiku. Aku bertanya ragu, inikah kamu yang mampu membuatku melamun sepanjang waktu?

Tanpa kusadari, namamu sering kuselipkan dalam baris-baris doa. Diam-diam aku senang menulis tentangmu, tersenyum tanpa sebab sambil terus menjentikkan jemariku. Tanpa kesengajaan, kau hadir dalam mimpiku, memelukku dengan erat dan hangat, sesuatu yang belum tentu kutemukan dalam dunia nyata saat aku terbangun nanti. Hari-hariku kini terisi oleh hadirmu, laju otakku kini tak mau berhenti memikirkanmu, aliran darahku menggelembungkan namamu dalam setiap tetes hemoglobinnya. Berlebihan kah? Bukankah mahluk Tuhan selalu bertingkah berlebihan ketika sedang jatuh cinta?

Saat menatap matamu, ada kata-kata yang sulit keluar dari bibirku. Saat mendengar sapa manjamu, tercipta rasa yang begitu lemah untuk kutunjukkan walaupun aku sedang berada bersamamu. Aku lumpuh dan bisu, saat menatap matamu apalagi mendengar suaramu. Aku membiarkan diriku jatuh dalam rindu yang mengekang dan membuatku sekarat. Aku membiarkan diriku tersiksa oleh angan yang kau ciptakan dalam magisnya kehadiranmu. Astaga Tuhan, ciptaanMu yang satu ini membuatku pusing tujuh keliling!

Sepertinya aku mencintaimu…
Pada setiap percakapan kecil yang berubah menjadi perhatian sederhana yang kau perlihatkan padaku.
Sepertinya aku mencintaimu…
Dengan kebisuan yang kau sampaikan padaku. Kita hanya berbicara lewat tatapan mata, kita hanya saling mengungkapkan lewat sentuhan-sentuhan kecil.
Sepertinya aku mencintaimu…
Karena aku sering merindukanmu, karena aku bahkan tak tahu mengapa aku bisa begitu menggilaimu
Sepertinya aku mencintaimu…
Kepada kamu, yang sekarang selalu ada untukku

Setelah hari itu, aku merasa berbeda. Hari-hariku kini telah diisi oleh seseorang yang spesial, yang akan menemaniku, yang akan mendengarkan curhatanku, yang akan membagikan ceritanya kepadaku setiap harinya. Dan juga orang yang akan selalu memeluk dan melindungiku saat aku butuh. Senyumnya, tawanya, perhatiannya, membuatku terbuai lemah. Tuhan, inikah yang namanya malaikat itu?

Dipagi hari, sapa manjamu telah menantiku untuk mengajakku membuka mata. Saat siang, kau mengingatkanku untuk sekedar tidak terlambat makan, saat sore kita saling berbagi cerita, kau menceritakan hari-harimu, aku menceritakan hari-hariku. Aku mencintainya, mencintai hal-hal kecil yang mungkin tak bisa aku rasakan saat engkau sudah lulus SMA nanti. Terkadang aku takut, takut jika suatu saat nanti kesibukan kita merebut kebahagiaan ini. Karena itu, sebisa mungkin aku akan mempertahankan ini, aku tak ingin semua menghilang.

Waktu tak pernah berhenti berjalan, semua berlalu begitu saja. Selama satu tahun ini, banyak yang telah kita lalui bersama, canda, tawa, sedih, duka, hingga pertengkaran-pertengkaran kecil yang mengajak kita untuk bersikap lebih dewasa. Terima kasih Sayang, atas segala sesuatu yang telah kau berikan padaku. Aku bahagia bersamamu.

Hingga akhirnya, saat-saat yang ku takutkan tiba. Mas Firza kuliah, dan aku kelas 3 SMA. Masa-masa sibuk kita, masa-masa berat yang akan menguji seberapa besar kekuatan cinta kita. Aku yakin, kita bisa mempertahan ini. Sebisaku, semampuku, aku akan terus menjaga cinta ini, cinta yang dulunya aku dapatkan dengan susah payah, dengan penantian dan kesabaran yang tiada habisnya.
Pada awalnya, semua masih sama seperti dulu. Tawa, canda, dan segala hal yang membuatku rindu padamu. Aku menjadi sangat yakin, ternyata cinta kita benar-benar kuat. Aku mendengarkan banyak cerita teman-temanku yan putus cinta karena Long Distance Relationship saat itu. Aku bersyukur, aku tahu, aku tidak memilih orang yang salah. 

Hingga suatu saat, Mas Firza mengalami kecelakaan, dan kita tidak bisa saling bertemu satu sama lain selama beberapa minggu. Karena rindu yang tak terbendung, aku berencana untuk mengunjunginya di rumah, walaupun sebenarnya aku ragu. Aku tak pernah berkunjung ke rumah teman laki-lakiku, tak pernah sekalipun. Saat aku hendak bersiap ke rumahnya, tiba-tiba Mas Firza mengirim sms kepadaku.
            “Kamu nggak pengen ke rumah?” katanya
            “Nah lhoh, kok tau aku mau ke sana? Tahu dari mana?” batinku
 “Ih, ngapain? Aku malu, hehe” balasku agar Mas Firza tak mengetahui apa rencanaku.

Setelah itu aku langsung bersiap dan menuju ke rumahnya. Tapi, sesampainya di sana, aku tak banyak bicara. Entah mengapa, aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Tapi segera kutepis pikiran yang tak penting itu. Dengan perban di tangannya, kupandangi wajahnya yang sendu, kuamati setiap inchinya, bulu matanya yang lentik, matanya yang penyayang, hidungnya yang mancung, aku merasa aku telah benar-benar mencintai orang ini. Dalam hati aku berjanji, aku akan terus berusaha membuatnya bahagia dan nyaman berada di sampingku. Aku ingin terus bersamanya.

Aku masih ingat betul, saat mata sendu itu menatapku dengan dalam. Dalam hati, aku berkata “Cepat sembuh ya Sayang, aku mencintaimu”, tapi aku terlalu malu untuk mengatakan itu langsung di depannya. Saat aku hendak pulang, ia memberiku lengkungan bibir yang sangat manis, kubalasnya dengan senyumku. Ingin rasanya aku melambaikan tangan kepadanya. “Sampai jumpa Sayang”
Beberapa hari setelah itu, hubungan kami menjadi renggang. Sekarang kita semakin jauh, Mas Firza mulai jarang mengirimkan pesan singkat. Aku berusaha mengerti, mungkin mas sibuk. Aku tak ingin mengganggu kuliahnya. Toh, setelah Mas Firza sembuh, ia akan berkunjung ke rumahku untuk sekedar apel mingguan, hihi.
 
Ternyata benar, Mas Firza bilang ia akan main ke rumah akhir minggu. Ahh..aku tak sabar menanti hari itu. Tapi ternyata mas tak bisa menepati janjinya karena tangannya belum sembuh. Walau sedikit kecewa, aku mencoba mengerti. “Minggu depan kan masih bisa” pikirku. Aku berharap kekasihku segera sembuh, dan kita bisa kembali seperti biasanya, aku berharap aku bisa merasakan pelukannya lagi, aku berharap aku dapat merasakan belaian tangannya lagi, aku benar-benar rindu dengan semua itu.

Namun ternyata, harapan itu hanyalah harapan semu yang tak mungkin dapat terwujud. Beberapa hari setelah kunjunganku, Mas Firza memutuskan kisah asmara kami, LDR sulit katanya. Kata-kata itu sangat menyedihkan, mengerut hati, sebisa mungkin aku berusaha menahan nafas untuk menahan tangisku saat ia mengatakan kata-kata putus. Kudengarkan ia baik-baik, sambil merasakan sayatan-sayatan yang tak terperi rasanya. Aku ingin menangis. Kenapa harus sekarang? Kenapa harus ketika aku telah merasa benar-benar mencintaimu? Kenapa?

Aku harus bagaimana? Aku tak bisa menjawab apa-apa selain anggukan. Aku mencoba tersenyum dalam keterpurukan ini. Ketika sebuah cinta telah cacat, aku tak bisa memaksakan hubungan ini, walaupun aku tahu aku sangat mencintaimu. Sakit. Iya, sakit rasanya. Ketika sebuah cinta yang kau jaga telah hilang sinarnya, kau tetap harus melepaskannya. Aku tak menyangka, serapuh inikah cintamu? Jadi inikah balasan dari cinta tulusku? Aaaahh..sudahlah mungkin ini sudah waktunya engkau pergi. 

Aku, yang dulunya bukan siapa-siapa bagimu, yang dulunya hanya mampu berharap kepadamu. Aku harus tetap bersyukur karena Tuhan telah memberiku kesempatan sejauh ini untuk mencintaimu. Terima kasih Tuhan atas segala berkah dan kesempatan yang Kau berikan kepadaku. Walaupun tak dapat kupungkiri bahwa rasa sakit ini tak akan mudah untuk pergi.


Lihatku terdiam
Ku berjalan dengan lamunan
Saat bintang terang menghilang

Tat kala goresan kecil menyayat dadaku
Hatiku tertegun saat kau tinggalkanku
Coba lihat hujan di sudut mataku
Cerita tentang sedikit lukaku

Harus apakah diriku
Sedang kau selalu dibenakku
Harus apakah jiwaku
Sedang kau tak hilang dariku
Semua terhenti oleh bayangmu
Karena cintaku masih rapi untukmu


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cara Membuat Recent Comment Melayang di Blog

Cara membuat recent comment slide show ini lebih tepatnya adalah berjalan. Fungsinya adalah untuk mengetahui siapa saja yang sudah komentar di semua postingan kita. Lebih bergunanya lagi adalah kita langsung dapat mengetahui komentar terbaru, meskipun yang dikomentari adalah postingan lama. Tentu saja ini sangat membantu daripada harus cek setiap postingan, ataupun yang tidak sempat cek pemberitahuan lewat email.
Sebenarnya ini hanya kombinasi kode yang dilakukan penulis, kodenya sendiri sudah banyak digunakan dan diketahui para blogger. Jika ada yang tidak suka itu adalah pilihan. Dan untuk yang minat dan mau pakai, silahkan ikuti caranya berikut ini:
  1. Masuk Akun Blogger
  2. Pilih Tata Letak
  3. Pilih Tambah Gadget
  4. Pilih HTML/Javascript
  5. Copy paste kode di bawah ini,
<marquee direction="UP" onmouseover="this.stop()" width="100%" onmouseout="this.start()" scrollamount="3" height="85" align="justify">
<script style="text/javascript" src="http://bloggerhosting.appspot.com/serve/amen24.googlepages.com/showrecentcomments.js">
</script><script style="text/javascript">var numcomments = 20;var showcommentdate= false;var showposttitle = true;var numchars = 60;var standardstyling = true;</script> <script src="http://himawari-natsuki.blogspot.com/feeds/comments/default?alt=json-in-script&callback=showrecentcomments"></script>
</marquee>

UP adalah untuk recent comment bergerak ke atas, kalau mau rubah ke bawah tinggal diganti DOWN. 3 adalah kecepatan berjalannya recent comment, bisa diganti. 85 adalah tinggi box, bisa diganti. 20 adalah jumlah recent commet yang ingin dtampilkan, bisa diganti. 60 adalah jumlah karakter/kata/kalimat recent comment, bisa diganti. Dan yang pasti diganti adalah warna biru, ganti dengan url blog anda.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Saat Bintang Telah Pergi



Entahlah, sejujurnya aku sama sekali tak mengerti apa yang akan aku tulis di sini. 

“Aku masih merasakan udara yang sama. Masih berdiam ditempat yang sama. Tapi yang kurasakan tak lagi sama, kesunyiaan ini bernama tanpamu.”

Aku merasa yang ku lalui ini sangat berat, penuh liku, penuh rasa sakit yang bertubi-tubi. Terkadang, hati ini mengeluh lelah, pikiranku tak lagi mampu berpikir normal, Aku ingin berontak akan semua yang terjadi, luka sayatan di hati yang tak pernah sembuh, atau mungkin tak akan sembuh.

Aku merasa..
Duniaku hancur,
setiap inci tubuhku menjerit akan kepergianmu,
aku bahkan tidak bisa lagi merasakan sakitnya hatiku,
seolah ada bagian tubuhku yang hilang,
jika diibaratkan, aku bagai guci yang pecah berkeping-keping.


Sebenarnya, aku tidak pernah ingin semuanya berakhir. Saat semua terancang dengan hebat dan sempurna, saat perhatian-perhatian kecil itu menjelma menjadi candu rindu yang menancapkan getar-getar bahagia. Tapi, bukankah prediksi manusia selalu terbatas? Aku tidak bisa terus menahan dan mengubah sesuatu yang mungkin memang harus terjadi. Perpisahan itu harus terjadi untuk pertemuan awal yang pasti akan memunculkan perasaan bahagia itu lagi.

YA!! Aku bisa menulis itu dengan mudah, namun untuk melewatinya, untuk melangkah pun aku tak mampu. Melepasmu, adalah hal tersulit yang harus aku lakukan. Mampu tidak mampu, atau siap tidak siap, aku memaksakan diriku untuk melakukannya.

Selama rentan waktu tanpamu, aku merasakan ada sesuatu yang hilang. Sinar bintang, yang selama ini selalu menerangiku dalam gelapnya malam, yang selalu melindungiku dari kejamnya malam, dan Bintang yang bisa menjadi mentariku dikala siang...takkan pernah kutemukan lagi. 

Semua terasa semakin berat ketika bayangan kenangan-kenangan yang telah kita ukir bersama hadir lagi dalam imajinasiku. Aku lemah tak berdaya, layaknya energi magis yang merasuk ke dalam tubuh dan melumpuhkanku.

perhatian-perhatian kecilmu...
sapa manjamu...
senyum lembutmu...
AKU TAK AKAN BISA MELUPAKAN SEMUA ITU!!

Aku rindu..
rindu saat kamu memelukku dengan erat, dan mengatakan "aku tak akan melepasmu"
rindu saat saat tangan lembutmu mengusap kepalaku, hingga mungkin kadang merusak hijabku, dan aku hanya mampu tersenyum manja oleh perlakuanmu itu,

tak dapatkah itu semua terulang kembali?
AKU MERINDUKANMU...
AKU MEMBUTUHKANMU...
AKU MENYAYANGIMU...
AKU MENCINTAIMU...

ku mohon..kembalilah..aku menantimu!!
DI SINI!!




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS